APW MENYIKAPI PERGUB NO.25 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH YANG BERNADA MIRING.



ACHEH PEACE WACTH
Pemantau Perdamaian Aceh
Email:apwcenter@gmail.com
SIARAN PERS
Perihal:
MENYIKAPI PERGUB NO.25 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH YANG BERNADA MIRING.

Hasil laporan, analisa dan observasi yang terangkum dalam ivestigasi langsung tentang sikap dan pernyataan beberapa pihak dalam merespon Pergub No.25 Tahun 2007. merupakan agenda utama rapat kerja pendiri dengan pengurus baru lembaga APW pada tgl 26 Januari 2009. Kami menilai adanya unsur kesengajaan terbukanya kembali ruang propokasi hingga dapat mencemarkan perdamaian Aceh, dengan tercipatanya nuansa kecemasan ditengah-tengah masyarakat.

Untuk itu kami sebagai salah satu lembaga yang konsen terhadap perdamaian Aceh menyikapi sebagai berikut:
  1. Kepada segenap lapisan masyarakat, kita harus dapat menyikapi secara bijaksana setiap isu yang di pesan hingga tidak bisa dijadikan sebagai alat oleh kelompak-kelompok untuk kepentingan tertentu.
  2. Meminta kepada elit politik yang masih duduk di DPR supaya tidak menjadi pergub no. 25 2007 ini sebagai bahan untuk mempertahankan kursinya. Dan kepada fungsionaris partai yang belum mendapatkan kursi agar tidak menjadikan modal untuk mendapatkan kursi di 2009.
  3. Kepada semua pihak yang tengah melakukan permainan politik dengan saling menjatuhkan lawan agar tidak memamfaatkan isu yang bisa memunculkan sara.
  4. Kami dari APW siap mem back up masyarakat dalam merawat perdamaian, dan akan terus mendukung Gubernur yang terpilih sampai akhir jabatannya. Jika pun ada kesilapan dan hal-hal yang belum terpenuhi, kita bisa meminta dan memberikan informasi serta peranan yang aktif demi peningkatan pemabangunan disegala bidang. Kita juga bisa dapat menugur setiap kekeliruan yang jelas dengan memberi masukan yang positif.
  5. Mari semua komponen bangsa untuk membangun Aceh dengan memberi informasi kepada pemerintah Aceh agar apa yang belum di jalankan sama-sama kita perbaikinya dan memberi masukan, gubernur irwan duduk di kursi itu bukan super power, tapi dia butuh tenaga dan sumbagan pikiran kita dari masyarakat Aceh.
  6. Dengan segenap raga dan hati nurani seluruh lapisan masyarakat Aceh untuk menjaga perdamaian dari siapapun dan dimanapun yang ingin memperkeruh suasa damai di Aceh adalah musuh kita bersama karena kitalah yang lebih merasakan dan memahami setiap situasi atau permasalahan di dalam masyarakat.

Banda Aceh, 27 Januari 2009

Irwan Gadeng
Juru bicara APW Pusat

Puisi Tentang Anak-Anak Jalanan,


anak-anak jalanan

anak-anak jalanan
setiap kali ku bertemu
ku rasa hatiku terharu
tapi aku harus bagaimana...........
ku lihat senyum mu terlalu kekal
untuk kenal duka

namun kau berjuang
untuk sesuap nasi
walaupun masih banyak
orang tak mengerti

mengadah tangan bukanlah pilihan mu
ku tau kau berjuang untuk hidup
dan masih banyak persoalan mu yang terselimut
kabut ku mengerti

kan melawan hidup
untuk masa depanmu


bangunlah anak-anak jalanan
tunjukan kepada meraka
kau bukan seperti mereka kira

bukan berarti sampah - sampah ibu kota
berjuanglah untuk hidup
jangan sampai salah melangakah.


karya : Rosdiana A.Md
Aceh

Ramalan Negeri Aceh Dulu dan Sekarang

Wasiat Endatu Wangsa Acheh, Nabi Khiddir As, Pada Syèch Abdul Rauf Syiah Kuala Dan Sulthan Iskandar Muda di Istana Kutaraja, Tersurat dalam Naqal Syèc

  1. Bahwa lebih kurang dalam tahun 1260 H. Negeri Acheh akan ditimpa bala bencana
  2. Bahwa dalam tahun 1320 H. Negeri Acheh dikalahkan oleh Kerajaan "Ba" (Belanda), yang datang dari pihak barat.
  3. Bahwa beberapa lama kemudian lebih kurang 40 musem. Kerajaan "Ba" (Belanda), dikalahkan oleh Kerajaan "Jim" (Jepang), yang datang dari pihak matahari terbit.
  4. Bahwa lebih kurang empat musem Kerajaan "Jim" (Jepang), menguasai Negeri Acheh, tiba-tiba ia keluar dalam sekejab mata, karena dikalahkan oleh praja (syimbol) Ajam, praja gajah, praja beruang, praja singa ( Sekutu ) dan barang sebagainya .
  5. Setelah Kerajaan "Jim"( Jepang) keluar, maka negeri Acheh dan negeri dibawah angin lainnya, atas usaha isi negeri itu, akan berdiri satu Kerajaan yang menaklukkan negeri Acheh dan negeri dibawah angin lainnya ( negeri kosong pemimpin ). Kerajaan itu bernama ber-awalan huruf, "Alif" (Indonesia) dan ber-akhiran dengan huruf "Jim"(Jawa).
  6. Kerajaan itu akan berdiri sampai kuat, akan tetapi negeri haru-hara, banyak pertumpahan darah, rakyat banyak mudharat, kehidupan susah, perdagangan mahal, pakaian dan makanan mahal. Yang pandai tutup mulut, orang-orang besar banyak yang dusta. Semua rakyat berpaling muka pada pembesar itu. Perampasan terjadi di ditiap-tiap simpang, dengan tidak bersenjata dan banyak orang pada masa itu sangat suka pada kuning dan merah dengan menanti yang tidak mengaku "Allah" dan bermusuhan dengan agama yang ada diatas bumi ini.
  7. Bahwa pada waktu itu ummat Islam banyak tersesat, karena kurang ilmu, kurang amal, lemah iman, banyak dosa, ketika itu banyak ummat Islam meninggalkan "Mazhab" yang empat dan membuat "Mazhab" kelima dan itulah tanda huru-hara, kutok dan bala.
  8. Manusia pada waktu itu banyak membuang adat istiadat sendiri dan mengambil adat istiadat orang lain. Pada masa itulah manusia telah banyak meninggalkan Syariat Nabi Muhammad SAW dan mengkafirkan i'tikad Ahlussunnah Waljama-ah dan pada waktu itulah orang negeri banyak meungikut huruf "enam" dan ada juga yang suka pada huruf Fa (Fasek) - Qaf (Qufur) - Jim ( Jahil) atau Qaf ( Qufur ) - Mim ( Murtad ) - Jim (Jahil) - Nun (Nakal) dan Sin (sesat). Mereka tidak mengaku adanya Tuhan Rabbul A'lamin.
  9. Bahwa nanti akan datang pada satu masa rakyat bangkit dengan amarahnya seperti api ¬yang menyala-nyala. Bermaksud membela negeri dan hendak melepaskan diri dari kuning dan merah dan barang sekaliannya. Akan tetapi kelakuannya bermacam-¬macam ragam dan pada akhirnya, yang memindahkan kuning dan merah itulah yang menang. Nyakni golongan yang tidak suka pada pekerjaan atau perbuatan yang salah. Serta berdiri agama meunurut Ahlussunnah Walajama-ah, yang bermazhab dengan mazhab "empat" . Negeri aman, damai, adil dan makmur seperti dahulu kala, nyakni akan menang orang ber-iman.
  10. Pada tahun 1440 H. Negeri Acheh Akan dikuasai oleh Kerajaan Ajam (Rakyat) yang dipimpin oleh pemimpin yang timbul dari rakyat yang berdarah pemimpin ade. Manusia pada waktu itu kuat agamanya, kuat imannya. Bidang ibadah dan pengajian di Dayah-dayah sangat ramai dari orang menuntut ilmu, tapi manusia pada waktu itu banyak yang takut, baik orang biasa, tgk-tgk, tgk-tgk dayah, orang mengaji dan tgk-tgk di kampung-kampung sangat takut kepada penyakit yang tidak dapat dikesan, diperiksa dengan alat medis. Penyakit itu dianya, tenun atau sihir, karena banyak manusia kala itu juga menuntut dan mengamalkan ilmu-ilmu sihir atau ilmu hitam.Kala itu, masa datangnya pemimpin ade yang menjalankan adat dan hukom. sampai negeri aman, damai, adil dan makmur, sejahtera seperti dahulu kala. (akan berdiri kembali Kesulthanan Acheh Serambi Makkah Wal aman).
Wassallam. Wahusnul Khatimah Ala Mantabial Huda. Wallahu Aklam Bissawab.
Kitab Mandiyatul Badiah. Syech Abdul Raul Syiah Kuala.
Geupeutubiet/Geusu-son le Tgk. Syamsuddin Yahya (Lhoknga Bireun)