Banda Aceh ( Berita ) : Pemerintah Aceh, tengah mendirikan satu perusahaan baru untuk bidang ekspor komoditas unggulan transnasional, PT. Aceh Trading Company (ATC).
Pemerintah Aceh telah membentuk tim panitia pendiri ATC dengan keputusan Gubernur Aceh nomor 536/573/2008 tanggal 24 September 2008 lalu. Tim tersebut bertugas mengatur komposisi modal yang dibagi dari setiap kabupaten atau kota di Aceh.
“Untuk mengumpulkan modal sebesar Rp100 miliar, Aceh Trading Company akan melakukan pembagian dari pemerintah kabupaten atau kota serta pihak swasta,” kata Kepala Biro Ekonomi Muhammad di kantor Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, Senin [24/11] .
Dia mengatakan, panitia pendiri ATC akan membuat rekening baru di bank umum untuk menampung penempatan modal, dengan komposisi saham 70 persen milik pemerintah dan sisanya 30 persen milik swasta.
“Masing-masing pemerintah daerah menyetor dana awal Rp17,5 miliar, sedangkan pihak swasta Rp7,5 miliar. Lima daerah sudah mengalokasikan modal,” ungkap Muhammad.
Ekonom dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Djakfar Ahmad, khawatir ATC akan bernasib sama dengan empat badan usaha yang sudah lebih dulu ada, yakni Perusahaan Dagang Genap Mufakat, Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA), Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mustaqim. “Susah membangun BUMD, karena citranya sudah terlanjur jelek,” katanya.
Aceh Trading Company didirikan berdasarkan kesepakatan yang dicapai pemerintah daerah dan para pengusaha dalam pertemuan yang digelar di Takengon, Aceh Tengah, akhir Desember 2007 lalu. Perusahaan ini akan menjadi payung bagi kegiatan ekspor komoditas unggulan Aceh, yang selama ini dilakukan terpisah di masing-masing daerah. ( ant )
>> sumber www.beritasore.com
Wali Nanggroe Saat Di Wilayah Pasé.
Tampak Sejumlah Anggota GAM/KPA sedang berfose Dengan Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Tgk. Hasan Muhammad Ditiro
di Pendapa Bupati Aceh Utara
Ribuan warga Utara dan Kota Lhokseumawe (wilayah Pasé) serta anggota GAM/KPA dan simpatisan Partai Aceh tumpah di Lapangan Hiraq Lhokseumawe untuk menyambut kedatangan Wali Nanggroe Tgk Hasan Muhammad Di Tiro, Sabtu (18/10), sekitar pukul 16.25 WIB.
Warga sudah berkumpul di Lapangan Hiraq, Kota Lhokseumawe, pada pukul 12.00 WIB. Mereka datang dari 27 kecamatan di Aceh Utara dan empat kecamatan di Kota Lhokseumawe.
Pasukan pengaman dari mantan kombatan wilayah Pasee Aceh Utara siap siaga di gerbang masuk, namun mobil yang membawa deklarator GAM itu tidak masuk lewat gerbang yang tersedia, melainkan masuk lewat pagar tali yang dibuat panitia untuk membatasi massa.
Meliht kondisi itu, pasukan pengawal yang sudah berdiri rapi kocar-kacir mengambil posisi lain.
Di atas pentas Dr. Hasan Tiro duduk berdampingan dengan mantan Perdana Menteri GAM Malik Mahmud dan Dr Zaini Abdullah, Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid, serta sejumlah petinggi GAM lainnya.
Setelah berbagai kata sambutan, mulai dari alim ulama, dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Wali bangkit dengan dipapah Malik Mahmud dan Dr Zaini menuju podium. "Assalamualaikum, lon katroeh sajan droneh," kata Wali dengan suara terputus-putus. Kelanjutan dari pidato Wali dilanjutkan oleh Malik Mahmud.
Wali juga mendapatkan pengawalan ketat dari ratusan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, serta dibantu oleh anggota Polri dan TNI. Wali Nanggroe bersama rombongan melambaikan tangan kepada ribuan warga dan langsung disambut oleh panitia penyambutan jajaran KPA Wilayah Pase.
Malik Mahmud memuji beberapa negara Eropa dan Asia atas kesuksesan mendukung perdamaian di Aceh, serta mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla atas komitmen perdamaian.
Dari itu, kata Malik, para pihak yang tidak senang dengan perdamaian Aceh, agar dapat berpikir dengan baik dan mendukungnya, karena dengan perdamaian bisa memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat Aceh.
Sebelumnya, penyambutan Wali dilakukan di Kabupaten Bireuen. Para siswa sejumlah sekolah yang berada dalam lintasan perjalanan rombongan berdiri di pinggir jalan dan melambaikan tangan.
Acara pertemuan dengan ribuan masyarakat dari pukul 16.25 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Rombongan ke Pendapa Bupati Aceh Utara, kemudian meneruskan perjalanan ke Peureulak Aceh Timur.
di Pendapa Bupati Aceh Utara
Ribuan warga Utara dan Kota Lhokseumawe (wilayah Pasé) serta anggota GAM/KPA dan simpatisan Partai Aceh tumpah di Lapangan Hiraq Lhokseumawe untuk menyambut kedatangan Wali Nanggroe Tgk Hasan Muhammad Di Tiro, Sabtu (18/10), sekitar pukul 16.25 WIB.
Warga sudah berkumpul di Lapangan Hiraq, Kota Lhokseumawe, pada pukul 12.00 WIB. Mereka datang dari 27 kecamatan di Aceh Utara dan empat kecamatan di Kota Lhokseumawe.
Pasukan pengaman dari mantan kombatan wilayah Pasee Aceh Utara siap siaga di gerbang masuk, namun mobil yang membawa deklarator GAM itu tidak masuk lewat gerbang yang tersedia, melainkan masuk lewat pagar tali yang dibuat panitia untuk membatasi massa.
Meliht kondisi itu, pasukan pengawal yang sudah berdiri rapi kocar-kacir mengambil posisi lain.
Di atas pentas Dr. Hasan Tiro duduk berdampingan dengan mantan Perdana Menteri GAM Malik Mahmud dan Dr Zaini Abdullah, Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid, serta sejumlah petinggi GAM lainnya.
Setelah berbagai kata sambutan, mulai dari alim ulama, dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Wali bangkit dengan dipapah Malik Mahmud dan Dr Zaini menuju podium. "Assalamualaikum, lon katroeh sajan droneh," kata Wali dengan suara terputus-putus. Kelanjutan dari pidato Wali dilanjutkan oleh Malik Mahmud.
Wali juga mendapatkan pengawalan ketat dari ratusan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, serta dibantu oleh anggota Polri dan TNI. Wali Nanggroe bersama rombongan melambaikan tangan kepada ribuan warga dan langsung disambut oleh panitia penyambutan jajaran KPA Wilayah Pase.
Malik Mahmud memuji beberapa negara Eropa dan Asia atas kesuksesan mendukung perdamaian di Aceh, serta mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla atas komitmen perdamaian.
Dari itu, kata Malik, para pihak yang tidak senang dengan perdamaian Aceh, agar dapat berpikir dengan baik dan mendukungnya, karena dengan perdamaian bisa memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat Aceh.
Sebelumnya, penyambutan Wali dilakukan di Kabupaten Bireuen. Para siswa sejumlah sekolah yang berada dalam lintasan perjalanan rombongan berdiri di pinggir jalan dan melambaikan tangan.
Acara pertemuan dengan ribuan masyarakat dari pukul 16.25 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Rombongan ke Pendapa Bupati Aceh Utara, kemudian meneruskan perjalanan ke Peureulak Aceh Timur.
SE CUIL TENTANG OBAMA
Meski namanya baru dikenal publik Amerika Serikat (AS) sekitar 2 tahun lalu, namun kehadirannya sudah mampu menandingi pesaing lainnya dalam kancah kandidat presiden AS. Barack Obama dikenal sebagai seorang sosok politisi yang senang berkomunikasi baik langsung maupun tidak dengan warga AS. Beliau seringkali menuangkan isi pikiran, pendapat serta ide-ide barunya yang dikemas dalam sebuah audiofile podcasting yang selalu bisa diakses oleh publik di seluruh dunia. Suaranya yang bersahaja dan ramah mengesankan seolah-olah beliau sedang berbicara langsung secara personal kepada para pendengarnya. Hal ini tentunya patut dijadikan sebuah keuntungan yang belum tentu dimiliki oleh setiap politisi dimanapun.
Baru-baru ini, Obama juga menggelar sebuah orasi, sebuah kegiatan yang sering beliau lakukan dan berorasi memang suatu kehandalan yang dimilikinya. Orasinya kali ini dilakukan di sebuah taman di Nevada pada waktu siang hari. Walaupun teriknya matahari terasa sungguh menyengat siang itu, namun tidak ada satu orang pun yang malah sibuk mencari tempat teduh di taman tersebut. Semua pengunjung taman tampak terkesima dengan orasi yang disampaikan Obama siang itu. Tidak ada satupun kandidat presiden AS lainnya yang mampu mengumpulkan begitu banyak orang yang bersemangat ingin mendengarkan orasi seorang politisi. Beberapa pengunjung yakin bahwa ”dialah orang yang ditunggu-tunggu Amerika”. Salah seorang pengunjung taman yang kebetulan juga seorang penggemar Obama, Michelle, pernah menuliskan pesan di situs web-nya Obama. Pesannya adalah bahwa ia berharap akan ada peraturan yang menyulitkan orang-orang yang berpenyakit mental dalam memperoleh/membeli senapan. Tidak lama kemudian, Obama membuat usulan yang sama persis. Michelle beranggapan bahwa usulan yang dibuatnyalah yang menginspirasi Obama. Namun orang lain beranggapan bahwa usulan Obama semata hanya karena kasus penembak yang membunuh 32 orang di Virginia beberapa waktu lalu.
Siapakah Obama sebenarnya? Ia mengaku dirinya adalah anak dari ayahnya yang berdarah Kenya yang kesehariannya menggembala kambing. Suatu masa, ayahnya mendapat beasiswa untuk belajar di AS, dimana ia akhirnya menikah dengan seorang wanita berkulit putih dari Kansas. Walaupun orang tuanya tidak kaya, tapi mereka berhasil menyekolahkan anaknya di Harvard.
Sekarang ini, mungkin kulit hitamnya bisa membantu posisinya dalam pemilu presiden nanti. Beberapa generasi lalu, hal ini justru akan merugikan dan bahkan fatal bagi dirinya. Namun kini, masyarakat kulit putih AS justru menilai hal ini sebagai tanda optimistik dari fron rasial. Banyak diantara mereka akan memilih presiden berkulit hitam dan menunjukkan pada dunia, dan diri mereka sendiri, bahwa kulit hitam bukanlah pecundang. Beberapa juga berpendapat bahwa, ”Saatnya telah tiba. Sejauh ini hanya ada pria kulit putih dari kalangan kelas atas.”
Keadaan sekarang ini tentunya merupakan sebuah kesempatan dan keuntungan yang harus diraih oleh Obama. Meski beberapa masyarakat kulit hitam masih meragukan posisi Obama “di kalangan kulit hitam”, karena nenek moyangnya tidak dibawa ke AS sebagai budak dan beliau juga tidak memegang peran dalam gerakan memperjuangkan hak-hak sipil. Menanggapi ini, Obama berkata bahwa dirinya telah banyak berjuang melawan isu rasial. Dalam otobiografinya, beliau ingat akan masa kecilnya dimana seorang kulit hitam telah disiksa dengan menggunakan racun kimia untuk memutihkan kulitnya. Beliau juga pernah menonjok seseorang yang menghinanya dan mengejeknya. Namun sebagai seorang yang berpikiran secara dewasa, dirinya memilih untuk menempuh jalan konsiliasi dibanding konflik.
Meski demikian, mampukah karisma Obama memenangkan dirinya dalam nominasi presiden nantinya? Menurut jajak pendapat, mungkin tidak. Obama tetap belum bisa menyamakan kedudukan dengan organisasinya Hillary Clinton. Obama masih tertinggal sekitar 10 poin di jajak pendapat nasional. Namun, Obama berhasil menggalang dana lebih besar daripada Clinton pada kwartal pertama tahun ini. Jajak pendapat lainnya mengatakan bahwa Obama memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding Clinton dalam mengalahkan kandidat papan atas dari Partai Republik, seperti Rudy Giuliani dan John McCain. Jelas, Obama tetap harus dianggap sebagai kandidat yang berpotensi.
Posisinya mengenai perang Irak sangat jelas. Sedikit berbeda dari lawan utamanya, sejak awal, Obama jelas mengatakan tidak setuju dengan perang Irak. Berbicara mengenai kebijakan luar negeri, dirinya bersikap ambisius dan idealistik. Secara gamblang beliau berkata bahwa posisi sebagai pemimpin bagi dunia bebas ini terbuka lebar dan dia ingin menempati posisi tersebut. Obama ingin bekerja dengan Rusia untuk mengamankan bahan-bahan nuklir, pada saat bersamaan mendorong demokrasi dan transparansi di sana. Beliau juga ingin memperkuat NATO, membangun aliansi baru di Asia, menghentikan genosida di Darfur, memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah, dan membantu negara-negara miskin membangun ekonomi pasar yang berfungsi. Obama tidak berbicara banyak mengenai ekonomi. Ia hanya ingin mengalokasikan dana yang lebih besar untuk sekolah, subsidi kesehatan, dan kepentingan veteran
Australia Menanti Datangnya Hari Eksekusi Amrozy Cs
Australia kini menanti datangnya hari pelaksanaan eksekusi terhadap Amrozy bin H. Nurhasyim, Ali Ghufron, dan Imam Samudera, tiga terpidana mati yang ikut bertanggung jawab atas tewasnya 202 orang, termasuk 88 orang warga negara Australia, dalam insiden Bom Bali pada 12 Oktober 2002.
Penantian publik Australia, khususnya mereka yang kehilangan anak dan sanak saudara dalam serangan teror kelompok Amrozy cs, itu terekam dalam pemberitaan berbagai media cetak dan elektronika utama di negara itu pada Kamis dan Jumat.
Di antara media Australia yang memberikan ruang bagi opini dan harapan keluarga korban Bom Bali 2002, serta perkembangan terkini masalah Amrozy cs itu adalah televisi "SBS", "Channel Seven" (Saluran Tujuh), "ABC", "Herald Sun", "Sydney Morning Herald", "The Australian", "AAP" dan "The Canberra Times".
Mengutip berbagai sumber, media Australia itu pada umumnya yakin eksekusi terhadap Amrozy, Ghufron, dan Imam Samudera sudah semakin dekat terutama setelah Mahkamah Agung menolak permohonan PK terakhir mereka.
Satu-satunya celah buat mereka untuk bisa terhindar dari eksekusi adalah pengampunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Harian "The Canberra Times" yang menurunkan berita berjudul "Bali bombers `to die any day`" (Pengebom Bali Akan Mati Kapan Saja" misalnya mengungkapkan kuatnya hasrat keluarga 88 warga Australia yang tewas dalam serangan Bom Bali 2002 untuk diberi tahu jika eksekusi terhadap ketiga terpidana ini sudah dilakukan.
"Para keluarga 88 warga Australia yang tewas dalam insiden Bom Bali 2002 berharap mendapat kabar via telepon dalam beberapa hari ini bahwa ketiga militan yang melakukan serangan (di Bali itu) mati," sebut surat kabar yang berbasis di ibukota negara Australia itu.
Jaringan pemberitaan "ABC" mengutip keterangan anggota tim pembela Amrozy cs, Mahendradatta, melaporkan bahwa Amrozi cs akan "mati dalam sebulan".
Spekulasi media Australia tentang waktu pelaksanaan eksekusi Amrozi cs ini tidak terlepas dari pengakuan seorang ayah korban, David "Spike" Stewart, bahwa dia diberi tahu seorang personil senior Polisi Federal Australia (AFP) 11 Juli lalu bahwa Amrozi cs akan dieksekusi pada akhir pekan.
Stewart yang kehilangan putranya, Anthony, dalam serangan bom 2002 itu mengatakan, dia akan merasa lega dan gembira jika Amrozy, Ghufron dan Imam Samudera dieksekusi "hari ini" atau "beberapa hari mendatang".
"Kami sangat senang bila kami diberi tahu. Sekarang kami harus menunggu dan bila AFP menelepon kami dan mengatakan (eksekusi) itu sudah dilaksanakan, itu bagus," katanya seperti dikutip "The Herald Sun" edisi 17 Juli.
Kendati umumnya publik Australia berpendapat sama dengan pemerintah Australia yang tidak ingin mencampuri keputusan sistem pengadilan dan ketatanegaraan Indonesia dalam soal hukuman mati, termasuk terhadap Amrozy cs, ada juga di antara sanak keluarga korban Bom Bali 2002 yang tidak ingin ketiga terpidana ini mati dieksekusi.
Surat kabar "The Australian" mengutip hasil wawancara ABC dengan Brian Deegan yang kehilangan putranya, Josh, dalam peristiwa 2002 itu mengatakan ia tidak menginginkan Amrozi cs dipandang sebagai "martir" atau "orang suci" di mata para pengikutnya.
Dalam masalah eksekusi terhadap terpidana mati dalam kasus apapun, pemerintah Indonesia tidak pernah mengumumkan secara resmi tanggal dan tempat eksekusi mereka.
Namun di mata mantan menteri luar negeri Australia, Alexander Downer, kemarahan terhadap ketiga terpidana mati kasus Bom Bali 2002 ini tidak mengenal batas
Pidato Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Tgk.M.Hasan Tiro
Dibacakan Malik Mahmud Al Haytar.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ke hadapan hadirin dan hadirat yang saya cintai.
Marilah kita bersama panjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya kepada kita sekalian dalam bentuk kebebasan dan kedamaian yang menyeluruh di persada tanah Aceh sejak dari tanggal 15 Agustus 2005 selepas mengalami konflik bersenjata selama 30 tahun yang bermula pada tahun 1976.
Pada hari ini saya sangat berbahagia begitu juga para hadirin-hadirat sekalian. Allah telah melimpahkan nikmat kepada kita, sehingga pada hari yang paling bersejarah ini, insya Allah saya dalam keadaan sehat walafiat, dapat kembali menginjakkan kaki di bumi Aceh dan saya dapat bertemu muka langsung dengan saudara-saudara, di mana selama ini, telah memberi kesetiaan kepada saya di dalam perjuangan menuntut hak, keadilan dan martabat bagi Acheh.
Kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh di Aceh sekarang ini adalah merupakan nikmat yang telah diberikan Allah kepada Aceh. Belum pernah terjadi dalam sejarah Aceh selama berada dalam penjajahan dan pendudukan bangsa asing, rakyat mendapatkan kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh seperti saat sekarang ini.
Kesemuanya ini adalah merupakan hasil jerih payah perjuangan gigih yang telah diberikan oleh rakyat Aceh dengan jatuh korban puluhan ribu jiwa banyaknya, sementara gempa dan tsunami telah memakan korban sekitar ratusan ribu jiwa banyaknya. Saudara-saudara kita yang telah syahid telah meninggalkan ribuan anak yatim piyatu, saudara-saudara kita yang hilang harta dan cedera tubuh badannya juga tidak terhitung jumlahnya. Ini adalah menjadi tanggung-jawab kita semua untuk memberi bantuan kepada mareka yang akan kita penuhi melalui proses demokrasi dan berencana sebagaimana yang telah kita sepakati di dalam MoU Helsinki.
Kami ingatkan; konflik 30 tahun yang disusuli oleh gempa dan tsunami, mengakibatkan Aceh kehilangan segala-galanya, kita tidak sanggup kehilangan masa depan kita. Justru raihlah masa depan kita melalui proses yang telah ditentukan di dalam MoU Helsinki ini dengan cukup teliti dan berdisiplin tinggi.
Di dalam perang kita telah sangat banyak pengorbanan, akan tetapi, dalam kedamaian kita harus bersedia berberkoran lebih banyak lagi. Memang, biaya perang sangat mahal akan tetapi biaya memelihara perdamain jauh lebih mahal. Peliharalah kedamaian ini untuk kesejahtraan kita semua.
Perundingan perdamaian yang panjang seru dan alot antara pihak GAM dan pihak Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki, Finlandia. Telah menghasilkan kesepakatan yang dinamakan Memorandum of Understanding ataupun yang lebih dikenal dengan MoU Helsinki. Yang ditandatangani oleh pihak GAM dan RI pada tanggal 15 Agustus 2005 adalah merupakan dasar pijakan hukum bagi terciptanya kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua pihak.
Adapun sebagian dari hal-hal penting yang terdapat di dalam kesepakatan bersama MoU Helsinki adalah:
Pertama: Mantan pejuang Aceh tidak ada lagi dipanggil dengan sebutan “sparatis”, karena telah mengikat diri dengan kesepakatan yang telah di tanda-tangani oleh pihak seperti termaktup di dalam MoU Helsinki. Kini rakyat Aceh sudah mulai merasakan hidup aman dan tenang serta tidak lagi merasa takut terhadap berbagai tindakan kekerasan seperti yang terjadi di masa konflik yang baru berakhir sekitar tiga tahun yang lalu.
Kedua: Acheh telah lama dilupakan dunia, akan tetapi dengan gempa dan tsunami serta adanya MoU Helsinki, Aceh telah menjadi perhatian dunia internasional untuk dapat dibantu secara langsung terhadap kepentingan rakyat Aceh dari segala kehancuran dan ketinggalan di semua bidang.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ke hadapan hadirin dan hadirat yang saya cintai.
Marilah kita bersama panjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya kepada kita sekalian dalam bentuk kebebasan dan kedamaian yang menyeluruh di persada tanah Aceh sejak dari tanggal 15 Agustus 2005 selepas mengalami konflik bersenjata selama 30 tahun yang bermula pada tahun 1976.
Pada hari ini saya sangat berbahagia begitu juga para hadirin-hadirat sekalian. Allah telah melimpahkan nikmat kepada kita, sehingga pada hari yang paling bersejarah ini, insya Allah saya dalam keadaan sehat walafiat, dapat kembali menginjakkan kaki di bumi Aceh dan saya dapat bertemu muka langsung dengan saudara-saudara, di mana selama ini, telah memberi kesetiaan kepada saya di dalam perjuangan menuntut hak, keadilan dan martabat bagi Acheh.
Kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh di Aceh sekarang ini adalah merupakan nikmat yang telah diberikan Allah kepada Aceh. Belum pernah terjadi dalam sejarah Aceh selama berada dalam penjajahan dan pendudukan bangsa asing, rakyat mendapatkan kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh seperti saat sekarang ini.
Kesemuanya ini adalah merupakan hasil jerih payah perjuangan gigih yang telah diberikan oleh rakyat Aceh dengan jatuh korban puluhan ribu jiwa banyaknya, sementara gempa dan tsunami telah memakan korban sekitar ratusan ribu jiwa banyaknya. Saudara-saudara kita yang telah syahid telah meninggalkan ribuan anak yatim piyatu, saudara-saudara kita yang hilang harta dan cedera tubuh badannya juga tidak terhitung jumlahnya. Ini adalah menjadi tanggung-jawab kita semua untuk memberi bantuan kepada mareka yang akan kita penuhi melalui proses demokrasi dan berencana sebagaimana yang telah kita sepakati di dalam MoU Helsinki.
Kami ingatkan; konflik 30 tahun yang disusuli oleh gempa dan tsunami, mengakibatkan Aceh kehilangan segala-galanya, kita tidak sanggup kehilangan masa depan kita. Justru raihlah masa depan kita melalui proses yang telah ditentukan di dalam MoU Helsinki ini dengan cukup teliti dan berdisiplin tinggi.
Di dalam perang kita telah sangat banyak pengorbanan, akan tetapi, dalam kedamaian kita harus bersedia berberkoran lebih banyak lagi. Memang, biaya perang sangat mahal akan tetapi biaya memelihara perdamain jauh lebih mahal. Peliharalah kedamaian ini untuk kesejahtraan kita semua.
Perundingan perdamaian yang panjang seru dan alot antara pihak GAM dan pihak Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki, Finlandia. Telah menghasilkan kesepakatan yang dinamakan Memorandum of Understanding ataupun yang lebih dikenal dengan MoU Helsinki. Yang ditandatangani oleh pihak GAM dan RI pada tanggal 15 Agustus 2005 adalah merupakan dasar pijakan hukum bagi terciptanya kebebasan dan perdamaian yang menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua pihak.
Adapun sebagian dari hal-hal penting yang terdapat di dalam kesepakatan bersama MoU Helsinki adalah:
Pertama: Mantan pejuang Aceh tidak ada lagi dipanggil dengan sebutan “sparatis”, karena telah mengikat diri dengan kesepakatan yang telah di tanda-tangani oleh pihak seperti termaktup di dalam MoU Helsinki. Kini rakyat Aceh sudah mulai merasakan hidup aman dan tenang serta tidak lagi merasa takut terhadap berbagai tindakan kekerasan seperti yang terjadi di masa konflik yang baru berakhir sekitar tiga tahun yang lalu.
Kedua: Acheh telah lama dilupakan dunia, akan tetapi dengan gempa dan tsunami serta adanya MoU Helsinki, Aceh telah menjadi perhatian dunia internasional untuk dapat dibantu secara langsung terhadap kepentingan rakyat Aceh dari segala kehancuran dan ketinggalan di semua bidang.
Ketiga: Aceh akan mendapatkan kebebasan dalam bentuk hak-hak sipil, politik dan mengenai hak-hak ekonomi, sosioal dan budaya sebagaimana tercantum di dalam Konvenan Internasional Perserikatan Bangsa-bangsa, di mana proses tersebut, dijalankan melalui proses demokrasi, adil dan bermartabat. Sebagai imbalan, Pemerintah Pusat mempunyai hak-hak tersendiri yang telah diatur di dalam MoU Helsinki tersebut.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak Pimpinan Urusan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa, Javier Solana di atas dukungan penuhnya terhadap kami dan juga kepada mantan Ketua Tim Misi Monitoring Aceh, Pieter Cornelis Feith beserta Staf dari negara-negara anggota Uni Eropa, ASEAN, Norwegia dan Swiss yang telah berhasil memantau dan menjalankan isi MoU Helsinki sehingga di Aceh terpelihara dan terjaga perdamaian yang menyeluruh ini.
Juga saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada mantan Presiden Martti Ahtisaari dari Finlandia, mantan Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan, pemerintah Amerika Serikat, Jepang, Swiss, Swedia, Norwegia dan lain lain yang telah berusaha keras membantu mencari jalan terbaik, guna menyelesaikan konflik Aceh secara damai.
Dalam kesempatan ini, teristimewa, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak Pemerintah Republik Indonesia yang tetap komitmen dengan isi-isi MoU Helsinki dan untuk ini, saya menghargai kebijaksanaan dan tekad baik yang “decisive” yang telah diambil oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Bapak Yusuf Kalla yang sejak dari awal lagi tahun 2000, telah merintis jalan penyelesaian konflik yang berkepanjangan di Aceh, harus melalui perundingan bukan dengan cara kekerasan senjata.
Kepada rakyat Aceh, saya menyerukan untuk tetap memelihara dan menjaga perdamaian yang menyeluruh dan jangan berusaha untuk menghancurkan perdamaian ini. Kalau masih ada pihak-pihak yang menentang dan tidak menyetujui MoU Helsinki ini, maka disini, saya menyerukan untuk kembali dan bersatu dengan rakyat Aceh yang sekarang sedang memelihara dan menikmati kedamaian dan kebebasan yang menyeluruh di bumi Acheh.
Perjuangan rakyat Aceh sekarang ini, adalah perjuangan kearah sistem yang membawa aspirasi seluruh rakyat Aceh melalui perangkat politik dalam usaha memelihara perdamaian, keamanan dan kebebasan dengan cara yang adil, jujur, dan bermartabat bagi semuanya. Perlu diingat, bahwa perjuangan dengan melalui jalur politik dan demokrasi inilah yang didukung dan disokong sepenuhnya oleh dunia internasional serta saya yakin, juga didukung sepenuhnya oleh semua lapisan rakyat Indonesia yang cinta perdamaain, kestabilan dan kesejahteraan negara ini untuk masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, saya berpesan kepada seluruh rakyat Aceh untuk tetap menjaga kesatuan Aceh dan jangan sekali-kali trepancing pada usaha-usaha jahat dari beberapa kelompok supersif, dalam usaha mereka untuk mensabotase perdamaian, mengadu domba kita sesama kita dan memecah belah Aceh, yang kalau tidak kita tidak sedari, untuk membendunginya, akhirnya akan menimbulkan konflik berdarah untuk kesekian kalinya yang akan mengangcur-leburkan dan merugikan kesemua pihak
Tak lupa saya ucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bersusah payah memfasilitasi kepulangan saya dan rombongan ke tanah air sebegitu baik.
Terima kasih yang tak terhingga kepada saudara-saudara yang saya kasihi sekalian, yang telah bersusah payah datang ke Banda Aceh dari – seluruh Aceh – untuk menyambut kepulangan saya ketanah pusaka ini secara meriah sekali, yang tentunya, tak dapat saya lupakan sepanjang hayat saya. Hanya Allah yang akan membalas segala kebaikan saudaraku sekalian. Amin, amin, amin ya Rabbal ’alamin.
Akhirnya mengingat kita masih berada di bulan syawal, bulan fitrah, saya ucapkan Selamat hari Raya Idul Fitri tahun 1429 H. Mohon ma’af lahir dan batin.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tengku Hasan Muhammad di Tiro
Subscribe to:
Posts (Atom)