Tgk Yatim (Tgk Muhammad Yatim Usman) Ingin Kembalikan Marwah Rakyat Aceh

Tgk. Yatim Usman

Ketika memandang seraut wajahnya ada tanda mencerminkan sikap bijaksana, dan bila mendengar bahasa bicara mampu menyentuh relung hati para pendengar. Sekilas ciri khas pria berkumis ini sangat bersahabat, bisa berbagi atau membuka wawasan tentang hidup adalah perjuangan. Karena dia cukup kenyang dengan pengalaman pahit yang sulit dilalui orang lain karena resikonya harus mengorbankan jiwa raga
.
Dia juga sosok yang dikagumi dan disegani oleh berbagai elemen serta kalangan umum di Aceh, karena tindakan heroiknya masih menjadi kisah nyata yang tetap segar dalam ingatan orang Aceh khususnya warga Kota Lhokseumawe.

Sosok lelaki ini adalah Tgk Muhammad Yatim Usman merupakan calon Legislatif (Caleg) DPRK Lhokseumawe dari Partai Aceh dengan nomor urut dua untuk Daerah Pemilihan (Dapil) satu Kecamatan Banda Sakti yang ditemui Peuneugah Aceh dikediamannya kawasan Blang Rayeuk Desa Hagu Teungoh, Lhokseumawe.


"Dulu kami berjuang dengan senjata api untuk membela hak rakyat yang dirampas.Tapi itu dulu, karena kami sekarang berjuang dengan politik untuk mempertahankan perdamaian di bumi Aceh," papar Yatim.
Sebuah pameo Arab berkata," Al ilmu bilaa 'amalin kas sajarin bilaa tsamarin"artinya ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon yang tidak berbuah. Pepatah ini pantas disandang atau sebuah alasan kuat bagi Tgk Yatim yang diminta oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh untuk maju sebagai calon legislatif DPRK Lhokseumawe. Meski pun demikian Tgk Yatim juga mampu melewati tiga test dalam seleksi yang digelar oleh Pengurus Partai Aceh dan pihak anggota Komisi Independen Pemilu (KIP). Antara lain test ideologi, rambu-rambu dan pengaturan atau pengetahuan umum plus pengajian yang digelar KIP. "Meski diminta atau tidak, setiap caleg itu harus melewati test kemampuan, alhamdulillah saya lulus seleksi. Tentunya saya berharap dapat mengikuti test terakhir yaitu test kemampuan sebagai legislatif yang akan disaksikan rakyat pasca pemilu," ujarnya seraya tetap senyum.

Napak kilas Tgk Yatim mulai tersusun dalam deretan waktu Aceh menangis untuk menagih janji ibu pertiwi yang tidak adil dalam berbagi kasih sayang. Sampai tiba masa merintis perjuangan dengan angkat senjata api meminta hak dan keadilan Indonesia hingga terjadinya konflik berkepanjangan dibumi serambi mekkah. "Orang Aceh tidak punya watak sebagai pemberontak, tapi akan memberontak bila sudah diminta berontak. Daripada singet lebeh got meruah (Daripada miring lebih baik tumpah)," katanya.

Perjuangannya dalam membela rakyat Aceh tentunya menjadi catatan positif, sebab dari sisi pengalaman hidup yang didapatkan tentu telah mmberi pengetahuan layak untuk bisa menjaring, memahami dan menampung aspirasi rakyat. Sekilas tentang pengalaman birokrasi Tgk Yatim dimulai ketika diangkat sebagai Ulee Sagoe daerah H. Limpa Lhokseumawe pada tahun 1986, memegang jabatan personalia dalam struktur GAM wilayah merangkap sebagai pengatur strategi dan ekonomi tahun 1999. Kemudian memasuki tahun 2005 dirinya mendapat suaka politik Uni Eropah, tepatnya di Negara Denmark. Karirnya dalam birokrasi pun sejak berdomisili di luar negeri, antara lain bergabung dalam Palang Merah International (ICRC) dan menjabat Ketua Organisasi Aceh di Denmark.

Perjuangannya belum berhenti, karena dalam bingkai Partai Aceh sebagai partai lokal, Tgk Yatim maju sebagai caleg DPRK Lhokseumawe untuk memperjuangkan aspirasi rakyat dan mempertahankan keutuhan perdamaian Aceh. Yatim menyebutkan sesuai dalam butir MoU, tugas pokok legislatif adalah membuat undang-undang, mensahkan undang-undang dan mengontrol implementasi undang-undang ditengah masyarakat. 

Yatim mengaku posisi legislatif menjadi faktor yang membuat dirinya berambisi kuat untuk mengubah nuansa ekonomi, sosial, dan pendidikan rakyat agar lebih maju dan tidak tertinggl dengan daerah lain. Apalagi kondisi Aceh sekarang berjalan ditempat dan belum menunjukkan perubahan apapun, karena janji kesejahteraan belum dirasakan rakyat, demikian juga nasib mantan combatan masih ada yang termaginalkan. "Daerah maju tidak ada yang gratis, pendidikan dan kesehatan juga tidak. Karena semua kebutuhan pokok rakyat menjadi tanggung jawab pemerintah membayarnya dengan uang negara. Bila kekayaan Aceh dikembalikan tentunya rakyat akan hidup makmur. Tapi semua itu bisa diwujudkan bila kita mau bekerjasama, karena masyarakat juga punya peranan penting bila ingin mengubah Aceh menjadi lebih baik," tandas Yatim.

Yatim menegaskan salah satu cara untuk mempertahankan perdamaian di Aceh adalah berusaha menghapus kemiskinan rakyat dan mantan combatan Aceh dengan memperhatikan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, Yatim bertekad bulat memperjuangkan kesejahteraan sebagai kunci untuk mengembalikan marwah Aceh yang telah lama terkikis cobaan dan pengaruh budaya asing. Pepatah Arab berkata Man Jadda wa jadda artinya barang siapa bersungguh-sungguh maka dapatlah ia. Dalam pelaksanaan pemilu mendatang, Yatim berharap rakyat memberikan kesempatan untuk dirinya agar bisa memperjuangkan kesungguhan tekadnya. (Zainuddin. Abdullah)