NKRI tetap ada, karena suara dari Aceh

"Indah jika melihat perpaduan ini. Bendera Indonesia dengan merah putih, dipadu dengan bendera Aceh yang terdiri tiga warna, merah putih dan hitam, membuat suasana semakin ramai, semakin indah," katanya.

PEMANGKU Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar mengatakan jika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih ada berkat suara dari Aceh.

Kata dia, ketika Belanda mengusai Jogjakarta sebagai ibukota Indonesia pada agresi Militer kedua, nama Indonesia sempat dianggap hilang oleh para penjajah. Namun hal itu lansung ditapik oleh suara dari Aceh, dengan mengabarkan pada dunia bahwa semangat perjuangan bangsa ini belum hilang. Aceh saat itu masih terus memperjuangkan kemerdekaan.

"Maka wajarlah jika hari ini kita meminta kepada Republik Indonesia untuk memberikan satu helai bendara sebagai satu entitas penting kita dalam memperjuangkan nasib bangsa ini," ujar Malik Mahmud, pada acara pelantikan DPA-PA di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu, 24 Maret 2013.
Kata dia, kehadiran bendera dan lambang Aceh juga menujukkan betapa indahnya keharmonisan antara masyarakat Aceh dengan bangsa Indonesia. Kehadiran bendera Aceh juga menunjukkan bahwa kepedulian NKRI terhadap Aceh tak pernah luput. Naiknya bendera Aceh, juga menambah warna-warni keragaman bendera Indonesia yang dijunjung oleh seluruh rakyat.

"Indah jika melihat perpaduan ini. Bendera Indonesia dengan merah putih, dipadu dengan bendera Aceh yang terdiri tiga warna, merah putih dan hitam, membuat suasana semakin ramai, semakin indah," katanya.

Untuk itu, Malik Mahmud Al Haytar juga mengatakan kalau bangsa Indonesia jangan takut dengan bendera Aceh. Aceh adalah bagian dari NKRI.

"Kita telah berjuang mempertahankan NKRI sejak awal. Jadi bendera merah putih tidak akan pernah turun di Aceh," kata Malik Mahmud saat berpidato di Pelantikan DPA Partai Aceh, Minggu 24 Maret 2013.

Wali juga mengatakan Aceh telah banyak memberikan pengorbanan untuk negara ini, termasuk memberikan pesawat RI-1.

"Makanya, kami hanya meminta satu bendera, yaitu hanya bendera Aceh saja. Kenapa harus dipermasalahkan?" kata Malik Mahmud.[] (mrd) sumber http://www.atjehpost.com