Hasan Tiro Pulang


Hasan Tiro Pulang

*Dijadwalkan Tiba 11 Oktober 2008 - Eks Militer GAM akan Menjadi Perisai Utama
Harian Serambi Indonesia, Kamis 25/09/2008

BANDA ACEH - Di tengah berbagai spekulasi tentang kondisi kesehatan Hasan Tiro, tiba-tiba pada Rabu (24/9), Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Muzakkir Manaf mengeluarkan pernyataan pers bahwa Wali Nanggroe Tgk Hasan Muhammad Di Tiro akan pulang ke Aceh dan dijadwalkan tiba pada 11 Oktober 2008. “Wali pulang untuk berziarah dan bersilaturahmi dengan rakyat Aceh. Karena beliau sudah lebih 32 tahun tidak melihat Aceh dan kita sedang mempersiapkan kepulangannya,” kata Muzakkir Manaf kepada sejumlah wartawan di Banda Aceh, Rabu, (24/9). Dala konferensi pers itu, Muzakkir didampingi Juru Bicara KPA Pusat Ibrahim bin Syamsuddin, Wakil Ketua KPA Kamaruddin Abubakar, Juru Bicara Partai Aceh Adnan Beuransah, dan beberapa staf KPA dan Partai Aceh.



Menurut Muzakkir Manaf, setelah lebih tiga dasawarsa meninggalkan tanah kelahirannya untuk berjuang bagi kemerdekaan Aceh dengan membentuk pemerintahan di pengasingan, Tgk Hasan Muhammad Di Tiro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Wali akan kembali ke tanah leluhurnya. Tokoh pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini dijadualkan tiba di Aceh pada 11 Oktober 2008. Kepulangannya atas inisiatifnya sendiri, bukan karena permintaan serta undangan dari pihak manapun, termasuk bukan untuk agenda politik apapun.

Muzakkir juga mengatakan, kehadiran Wali di Aceh memang telah diagendakan sejak beberapa bulan terakhir. Menurut dia, Wali akan berada di Aceh selama dua pekan atau bahkan bisa jadi satu bulan.
Pihaknya juga sudah mempersiapkan tim pengawal untuk mengamankan perjalanan Wali selama di Aceh. Untuk itu mereka juga bekerjasama dengan pihak kepolisian. “Kita telah meminta pengawalan dari polisi. Selain itu untuk pengamanan Wali kita juga mengerahkan anggota KPA dan Partai Aceh,” kata Muzakkir.
Juru Bicara KPA Pusat, Ibrahim bin Syamsuddin menegaskan, kepulangan Wali tidak didasari pada undangan dari pihak manapun. “Ini adalah inisiatif dan atas kehendak beliau sendiri,” tegas Ibrahim bin Syamsuddin yang akrab disapa KBS ini.

Menurut KBS, sejumlah pihak juga akan mendampingi Tgk Hasan Tiro pulang ke Aceh. Di antaranya, delegasi Uni Eropa disertai unsur Pemerintah Indonesia. “Beliau akan terbang dari Arlanda Airport International, Stockholm, Swedia menuju Aceh dengan terlebih dahulu transit di salah satu negara di Asia Tenggara,” kata Ibrahim bin Syamsuddin.

Ibrahim juga menyatakan, masyarakat juga nantinya akan diperkenankan berjumpa secara langsung dengan orang nomor satu di tubuh GAM tersebut. “Kenapa tidak, kan beliau milik masyarakat Aceh. Meski begitu, kita lihat jadualnya dulu,” kata KBS sambil menambahkan perihal jadual pertemuan dengan masyarakat akan disesuaikan pula dengan kondisi Tgk Hasan Tiro ketika berada di Aceh. “Kalau massa sebanyak waktu referendum dulu, kan tidak mungkin,” tandasnya.

Sumber Serambi di Swedia, Asnawi Ali melalui fasilitas Yahoo Messenger tadi malam menjelaskan, ia telah mengkonfirmasi soal kepulangan Tgk Hasan Tiro kepada bekas Menteri Luar Negeri GAM, dr Zaini Abdullah. “Wali neuwoe neujak kalon ureung Achèh. Rindu that Wali keu rakyat saweub katrep hana neuwoe,” tulis Asnawi mengutip jawaban dr Zaini. Ketika Asnawi menanyakan apakah Wali akan tinggal selamanya di Aceh, dr Zaini hanya menjawab singkat, “terlalu cepat bagi saya untuk menjawab hal itu.”

Zaini juga mengatakan, pihak GAM sudah berkoordinasi dengan militer Indonesia terhadap proses pengamanan Tgk Hasan Tiro. Namun, ia menegaskan bahwa eks militer GAM akan menjadi perisai utama dengan menempatkan anggota-anggotanya di ring pertama. Zaini juga menegaskan bahwa kepulangan Wali tidak ada kaitan dengan undangan Tim Pansus DPRA beberapa waktu lalu.

Zaini juga membenarkan adanya delegasi Pemerintah Republik Indonesia di dalam rombongan Wali yang akan pulang ke Aceh. “Semua orang Aceh di luar negeri juga akan ikut dalam rombongan,” katanya.
Menjawab adanya agenda pertemuan dengan tokoh politik, pemerintah, atau pihak lainnya. dr Zaini hanya mengatakan bahwa hal itu tergantung dari keadaan dan situasi di Aceh nantinya.(yuh)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas komentar nya